Adapun dampak negatf lainnya yang bermunculan dan banyak terjadi di generasi muda sekarang sudah jarang mengingat hal-hal yang besifat tradisional, seperti contoh lainnya sikap mereka terhadap orang tua yang terkesan kurang sopan atau kurang menghargai, lalu anak-anak kurang bergaul dan bermain di dunia nyata, sekarang juga lebih mementingkan keperluan pribadi daripada bersosialisasi dengan orang disekitarnya. Kebiasaan-kebiasaan ini susah di pulihkan Kembali jika tidak ada kesadaran dari diri sendiri, dan sangat membutuhkan bimbingan orang lain.
Bagi anak generasi muda yang cerdas harusnya bisa membentengi dirinya sendiri agar tidak terbawa arus modernsasi, contohnya memulai hidup produktif dengan bangun di pagi hari lalu dilanjut dengan olahraga, membaca buku fislafat untuk merubah pandangan kita terhadap hidup, melestarikan kembali adat tradisional bisa melalui tarian, nyanyian, mengadakan sosialisasi atau webinar untuk mencegah pemutusan silaturahmi.
Sebagai penikmat kecanggihan teknologi kita juga harus bisa menggunakan sebaik-baiknya misalnya menggunakan media sosial sebagai tempat dokumentasi saat kita liburan atau bisa dengan menyisipkan momen-momen penting yang bersejarah bagi hidup kita, kita juga bisa mencari informasi penting mengenai sejarah di dunia, atau mencari rekomendasi tempat seperti tempat makan, rekreasi, bahkan bisa untuk memulai berbisnis melalui digital, selain itu kita juga bisa memanfaatkan kecaggihan teknologi untuk belajar, sekolah online, maupun mengerjakan pekerjaan juga secara online.
Banyak sekali hal negatif jika kita tidak bisa mengendalikan diri untuk memperluas pergaulan melalui media sosial, banyak sekali korban jiwa yang pada awalnya berasal dari perkenalan melalui media sosial, banyak juga penipuan dari pemalsuan mengatas namakan Lembaga-Lembaga ternama oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, juga sering terjadi penyebaran informasi/berita hoax yang diperoleh dengan mudah, berawal dari media sosial anak muda jaman sekarang juga mudah mengalami mental lemah, seperti kecemasan tinggi tentang hal yang beelum terjadi karena berlebihan dalam bermedia sosial. Oleh karena itu perlunya melakuka detoksfikasi media sosial agar kesehatan mental tetap terjaga. Detoksfikasi dapat dilakukan perlahan tanpa harus menghentikan penggunaan media sosial. Menggunakan media sosial seperlunya, bukan menghentikan penggunaan namun lebih kearah pengurangan untuk hal yang kurang bermanfaat, kita bisa melakukannya dengan memberikan jadwal tertentu agar tidak terjebak terlalu lama.
Hal yang tidak kalah penting adalah selektif dalam memfilter konten yang ingin dilihat, pilihlah konten yang bermanfaat dan memvotivasi diri agar berkembang, bukan untuk ajang membandingkan diri dengan orang lain atau bahkan merendahkan diri sendiri. Generasi muda sekarang juga minim kepekaan terhadap kejadian di sekitarnya karena asik bermain dengan media sosialnya, seakan seseorang merasa tidak memperlukan bantuan orang lain karena merasa bisa mlakukannya dengan sendiri dengan media digitalnya, begitu pun sebaliknya orang tersebut juga tidak akan perduli dengan apa yang terjadi terhadap orang lain. Kita juga harus benar-benar pintar dalam menerima informasi tidak secara mentah-mentah karena bisa aja oknum tidak bertanggung jawab tidak memberikan data secara valid atau bisa disebut hoax dan bisa menimbulkan salah langkah juga menimbulkan fitnah.
0 Komentar